POTENSI PERTANIAN

  • Jul 27, 2024

PADI

Beras merupakan salah satu kebutuhan pangan pokok orang Indonesia, dimana beras ini nantinya akan menjadi nasi yang menjadi makanan pokok orang Indonesia. Bahkan, terdapat istilah terkenal yang beredar di kalangan masyarakat, yaitu “Belum Makan Kalau Belum Makan Nasi.” Hal ini menjadikan produksi beras menjadi sebuah potensi yang akan menguntungkan.

Desa pagedangan sendiri mengambil langkah untuk menjadikan padi menjadi salah satu lahan pertanian terbesar mereka setelah tebu. Desa Pagedangan juga memiliki tanah yang bagus untuk menanam padi. Produksi padi di desa ini sangat melimpah. Padi mereka terlihat subur dan berpotensi besar untuk menjadi beras yang berkualitas. Proses penanam padi sendiri tak mudah, dimulai dari pemilihan bibit, persemaian, penanaman, perawatan lahan, dan pemanenan. Setelah dipanen, padi masih masuk ke dalam proses penggilingan atau biasa dikenal dengan nama ‘selepan’. 

Sayangnya, di Desa Pagedangan sendiri, ‘selepan’ atau penggilingan padi pabrikan masih kurang, bahkan hanya ada satu di Desa Pagedangan, yaitu di Bokor. Kebanyakan hasil panen padi warga di Desa ini digunakan untuk konsumsi pribadi, atau jika di distribusikan pun dijual ke luar desa tanpa melalui tahap penggilingan. Untuk dikonsumsi pribadi pun mereka melakukan penggilingan padi sendiri tanpa menggunakan alat, mereka mengatakan juga bahwa kadang ada ‘selepan’ keliling. 

Salah satu ‘selepan’ atau penggilingan padi pabrikan yang ada di Desa Pagedangan terdapat di Dusun Bokor, dengan nama pabrik atau usaha yaitu ‘Selepan Bokor’. Pabrik ini sudah beroperasi lama, yaitu sudah berdiri sekitar 10 tahun. Selama 10 tahun tersebut pula pabrik ini menjadi satu-satunya penggilingan padi pabrikan di Desa Pagedangan. Oleh karena hal tersebut, warga Pagedangan membeli beras mereka di pabrik tersebut, entah itu untuk konsumsi pribadi ataupun untuk diperjual belikan kembali. Beras yang dihasilkan merupakan beras pulen dan hanya memiliki 1 (satu) jenis saja. Jumlah produksi beras di pabrik ini tak menentu, tergantung musim panen padi dan juga jumlah padi yang dijualkan oleh petani Desa Pagedangan. Jika sedang musim padi, produksi yang dihasilkan bisa mencapai satu setengah ton lebih per-harinya. Estimasi harga padi yang dibeli dari petani juga beragam tergantung musim panen tersebut, yaitu sekitar Rp6.000,- hingga Rp7.000,- per kilo. Padi yang dibeli tersebut, harus dijemur terlebih dahulu, dan kemudian nantinya baru masuk ke dalam mesin penggilingan padi. Barulah, setelah itu masuk ke dalam proses pengemasan beras ke dalam karung. Pengemasannya ditentukan berdasarkan jumlah kilogram beras-nya. Harga berasnya pun tergantung dari jumlah beras per karungnya. Untuk beras ukuran besar, yaitu 25 kg, berkisar harga Rp310.000,- sedangkan beras berukuran kecil, yaitu 10 kg, berkisar harga Rp126.000,-. 

Tak ada alasan yang pasti mengapa pabrik ini didirikan. Kebutuhan pokok manusia yaitu nasi, menjadi landasan dasar berdirinya pabrik ini. Adanya potensi yang besar dengan didirikannya pabrik ini menjadi alasan yang kuat dimana sang pemilik memutuskan untuk menjalankan usaha pabrikan ini. Dan terbukti dengan bertahannya pabrik ini selama kurang lebih 10 tahun. Bahkan, Covid-19 tak membuat pabrik ini mengalami penurunan sedikitpun, karena kembali lagi ke dasarnya yaitu kebutuhan manusia yang mendasari kesuksesan pabrik penggilingan padi ‘Bokor’ ini.

Namun, lagi-lagi, sayangnya pabrik ini tak cukup dikenal masyarakat hingga ke luar Desa Pagedangan. Pemasaran yang dilakukan hanya melalui mulut ke mulut warga di sekitar Pagedangan saja. Sehingga, pendistribusian beras pun hanya dijual di daerah Pagedangan saja. Untuk itu, pemilik pabrik penggilingan padi ‘Bokor’ mengharapkan adanya pemasaran yang luas untuk pabriknya kedepan. Ia berharap pabriknya ini kelak dapat dikenal hingga ke penjuru dunia, sehingga dapat memberikan kelangsungan hidup yang baik pula ke dalam kehidupan manusia.

 

 

JAGUNG

Pembibitan jagung adalah proses mempersiapkan benih jagung untuk ditanam kembali di lahan atau ladang sesuai dengan varietas dan jenis bibit. Pembibitan sendiri merupakan kunci untuk mendapatkan hasil panen yang baik dari segi kuantitas dan kualitas serta panen yang bersifat optimal. 

Usaha pembibitan jagung oleh Pak Rudi telah beroperasi selama 15 tahun. Distribusi bibit jagung tergantung pada varietas yang ditanam. Karena pembibitan bersifat mitra dengan perusahaan. Contohnya, bibit jagung yang ditanam adalah Advanta maka yang mengambil hasil panen adalah pabrik Advanta. Contoh lainnya, jika bibit jagung yang ditanam adalah Corteva maka yang mengambil hasil panen adalah pabrik Corteva. Bibit Corteva sering diambil untuk musim kering, sementara bibit lain seperti bibit DGW bisa ditanam tanpa musim. Setiap bibit bisa berbeda tergantung pada musim dan kondisi penanaman.

Setiap jenis bibit jagung memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, bibit yang paling diminati adalah bibit Corteva. Kalau jagung manis, bibit yang biasanya digunakan adalah bibit jenis Bisi. Wilayah Turen sendiri, jarang menggunakan bibit jagung Bisi atau bibit jagung manis karena tingkat kesulitan perawatannya dan hasil panen yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh petani dari segi harga pun harga jagung manis lebih rendah dibandingkan jagung keras (Corteva, DGW, dll). Pembibitan dilakukan dalam dua musim tanam. Setiap tahunnya dibagi menjadi musim tanam 1 dan musim tanam 2. Musim tanam 1 ada di bulan Juli, sedangkan musim tanam 2 ada di akhir Agustus dan bulan di atasnya yang mendominasi musim tanam 2 adalah jenis bibit Corteva. Waktu panen yang dibutuhkan sekitar 120 hari, namun jumlah tersebut belum pasti karena jumlah tersebut bisa berkurang atau bertambah tergantung pada kondisi tanaman. Umumnya kondisi tanaman normal membutuhkan 115 hari untuk panen dan untuk kondisi tanaman tidak normal membutuhkan kisaran 120 - 125 hari waktu panen. 

Estimasi produksi untuk bibit Corteva adalah sekitar 8 ton per hektar menurut standar pabrik, sedangkan estimasi produksi untuk bibit DGW adalah sekitar 9 ton per hektar. Namun, Pak Rudi sendiri beranggapan bahwa jumlah produksi yang dihasilkan pada faktanya sama saja karena estimasi yang diberikan oleh pabrik hanya digunakan untuk merangsang minat petani dalam menanam setiap jenis bibit yang ditawarkan. Untuk harga per kg jagung sekitar 8.700 jadi untuk harga per tonnya adalah 8.700.000.

Alasan Pak Rudi mendirikan pembibitan jagung karena besarnya permintaan pasar terhadap pembibitan jagung jenis-jenis tertentu seperti jenis Corteva, DGW, Advanta, Syngenta, dan Bisi yang cocok dengan iklim yang ada di Desa Pagedangan. Selain itu, Pak Rudi berperan sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi sebagian kecil petani jagung yang ada di Desa Pagedangan. 

Target dan harapan ke depan Pak Rudi adalah terus meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan pasar akan jagung dengan tetap memperhatikan kualitas bibit yang ditanam serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Pak Rudi adalah seorang produsen pembibitan jagung.